A. Bentuk
pemanfaatan teknologi dan media informasi yang saya lakukan dalam pembelajaran
sudah cukup memanfaatkan teknologi.
Penggunaan LCD dalam pembelajaran
yang saya lakukan untuk menayangkan
tujuan pembelajaran, apersepsi dan beberapa permasalahan yang akan didiskusikan.
Saya sering memanfaatkan media power point, video, dan suara dalam proses
pembelajaran. Selain itu, penggunaan web
pembelajaran juga sangat
membatu dalam proses pembelajaran, seperti konten rumah belajar. Konten-konten pada rumah belajar yang bisa digunakan diantaranya sumber
belajar, laboratorium maya, bank soal, dan buku sekolah elektronik. Menayangkan
video dari youtube tentang cara cepat mengingat perbandingan trigonometri sudut
istimewa.
B. Contoh
konkret pemanfaatan teknologi dan media informasi pada pembelajaran yang saya
lakukan misalnya dalam pembelajaran materi Bilangan
Berpangkat di kelas X. Dalam pembelajaran ini saya
memanfaatkan portal rumah belajar. Portal
rumah belajar digunakan untuk menemukan materi yang dibicarakan. Selain itu,
portal rumah belajar juga saya manfaatkan untuk kegiatan latihan soal dan kuis. Melakukan komunikasi melalui media sosial seperti LINE
atau WA dengan membentuk grup (forum diskusi) sehingga hal-hal yang mereka
tidak mengerti di kelas bisa ditanyakan melalui media sosial.
C. Ilustrasi
akan pesatnya kemajuan pemanfaatan teknologi dan media informasi yang sudah
saya lakukan dalam pembelajaran. Pesatnya perkembangan teknologi dan media
informasi telah merasuki semua lini kehidupan, tidak terkecuali lini
pendidikan. Kemajuan teknologi dan informasi ini sedikit demi sedikit telah
merasuk dalam ranah pendidikan, mulai dari sarana dan prasarana bahkan pada
konten-konten pembelajaran itu sendiri. Misalnya, telah bergesernya buku cetak
dalam proses pembelajaran saat ini yang telah digantikan dengan buku sekolah elektronik. Pemanfaatan
internet dalam proses pembelajaran, misalnya untuk memutar video mengenai cara cepat mengingat perbandingan trigonometri dengan
jari, guru cukup mencari konten video dalam
youtube.
D.
Kemampuan yang dapat
dikembangkan guru untuk menunjukkan potensinya terkait tugas dan perannya di
era digital abad 21, pertama, Interactive Instruction . (Pembelajaran Interaktif) Pembelajaran
ini menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digital berisi presentasi
yang kaya akan media interaktif. Sebagai contoh kegiatan konferensi video
digital secara langsung yang mendatangkan narasumber seorang sejarawan,
novelis, dan pakar di dalam pembelajaran kelas. Catatan dan peta konsep dari
sesi brainstorming terekam dalam
media digital berupa laptop atau notebook dan secara instant langsung dapat dikirim melalui email kepada peserta didik.
Presentasi aturan pembelajaran terintegrasi secara baik melalui streaming video dan audio digital dari
file berbasis internet. Tampilan media ini berkisar
dari klip video pendek yang mendemonstrasikan konsep spesifik hingga video
documenter berdurasi panjang. Penyajian media bentuk ini biasa berupa
PowerPoint atau Prezi Presentation yang mengintegrasikan animasi, suara, dan
hyperlinks dengan informasi digital. Kedua, Personal Response System (PRS). Flyn
& Russell mengemukakan bahwa guru dalam pembelajaran berbasis digital
menggunakan perangkat digital handlehand,
seperti personal response system (PRS) atau biasa disebut sebagai “Clicker.” PRS merupakan sebuah keypad wireless (tanpa kabel) seperti remot TV
yang mentransmisikan respon dari siswa. Karena setiap PRS diperuntukkan pada
siswa yang ditunjuk, maka sistem PRS dapat digunakan untuk mengecek
kehadiran/presensi siswa. Manfaat
utama PRS adalah untuk mengetahui setiap respon dari siswa dalam berbagai macam
keadaan. Penggunaan PRS selama pembelajaran mampu meningkatkan interaksi antara
peserta didik dan guru di kelas guna menghasilkan hasil pembelajaran yang lebih
baik. Penggunaan PRS pada dunia pendidikan diantaranya untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap konsep, membandingkan sikap siswa terhadap ide-ide yang
berbeda,memprediksi situasi dengan perumpamaan kondisi “Bagaimana jika…”(“What if”), dan memfasilitasi drill dan praktik skill(keterampilan) dasar. PRS juga dapat digunakan sebagai media
umpan balik bagi guru dan siswa. Guru dapat menggunakan informasi ini untuk
membimbing jalannya diskusiguna membuat keputusan pembelajaran yang dibutuhkan
siswa. Ketiga, Mobile Assessment Tools. Weinstein
mengemukakan sumber komputasi seluler (mobile
computing resources) memungkinkan
guru untuk merekam data assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler (mobile Device) yang mentransfer data ke komputer untuk membuat
laporan. Sebagai contoh, perangkat digital seluler digunakan untuk membuat
catatan operasional kemampuan membaca siswa SD atau data kinerja siswa yang
diobservasi dalam presentasi, eksperimen di laboratorium, atau tugas tulisan
tangan siswa. Keempat, Community of
Practice (Komunitas Praktik). Guru di
era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of practice (COP),
dimana kelompok guru atau pendidik yang mempunyai tujuan sama dari seluruh penjuru dunia saling berbagi ide dan sumber
daya. Interaksi berbasis internet ini memungkinkan guru untuk berkolaborasi
maupun bertukar gagasan dan materi. Komunitas guru dapat mencakup pendidik yang
mengajar dengan subjek pelajaran sama, atau guru yang mengajar pada tingkat
kelas yang sama. Guru yang tertarik dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam
instruksi dalam memanfaatkan sumber daya dan
jaringan ahli, mentor, dan rekan-rekan baru yang didukung oleh berbagai
komunitas web.
E.
Peran guru di era
digital abad 21 sesuai Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru
(National Educational Technology Standards for Teacher)/NETS-T yang memberikan lima pedoman dasar untuk menjadi guru digital. Seperti yang
terlihat pada Tabel NETS-T di bawah ini menjelaskan praktik kelas, pengembangan
pelajaran, dan harapan professional.
Standar
|
|
Deskripsi
|
|
|
|
|
|
Memfasilitasi
|
|
dan
|
Guru
menggunakan pengetahuan mereka tentang materi
|
Menginspirasi
|
|
|
pelajaran, pengajaran dan
pembelajaran, dan teknologi
|
Pembelajaran
|
|
dan
|
untuk memfasilitasi pengalaman yang
memajukan
|
Kreativitas Siswa.
|
pembelajaran siswa,
kreativitas, dan inovasi
baik di
|
||
|
|
|
lingkungan tatap muka dan
virtual.
|
|
|
|
|
Merancang
|
|
dan
|
Guru merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi
|
Mengembangkan
|
pengalaman belajar
otentik dan penilaian
yang
|
||
Pengalaman
|
|
dan
|
menggabungkan alat dan sumber
daya kontemporer untuk
|
Penilaian
|
|
|
memaksimalkan pembelajaran
konten dalam kontak dan
|
Pembelajaran
|
Digital-
|
mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
|
|
Age.
|
|
|
yang diidentifikasi dalam
NETS-S.
|
|
|
|
|
ModelKerja
|
dan
|
Guru menunjukkan
pengetahuan, keterampilan, dan
|
|
Belajar Digital-Age.
|
proses kerja yang mewakili
profesional inovatif dalam
|
||
|
|
|
masyarakat global dan digital.
|
|
|
|
|
Mempromosikan
|
dan
|
Guru memahami
masalah dan tanggung
jawab social
|
|
Model
|
Digital
|
lokal dan global dalam budaya
digital yang berkembang
|
|
Citizenship
|
|
dan
|
dan menunjukkan
perilaku hukum dan
etika dalam
|
Tanggung
Jawab
|
|
praktik profesional mereka.
|
|
|
|
|
|
Terlibat
|
|
dalam
|
Guru secara
terus-menerus
meningkatkan praktik
|
Pertumbuhan
|
|
|
profesional mereka, memodelkan
pembelajaran seumur
|
Profesional
|
|
dan
|
hidup, dan
memamerkan para pemimpin
dalam
|
Kepemimpinan.
|
|
komunitas sekolah
dan profesional mereka
dengan
|
|
|
|
|
mempromosikan dan
mendemonstrasikan penggunaan
|
|
|
|
alat-alat digital dan sumber
daya secara efektif.
|
|
|
|
|
Standar Teknologi
Pendidikan Nasional untuk
Guru (National Educational Technology
Standards for Teacher) (NETS-T) oleh Smaldino, S. E., dkk (2015:9).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar