Rabu, 30 Mei 2012

JENIS ALAT EVALUASI (TEKNIK TES)


Pembicaraan mengenai teknik tes ini kita mulai dengan pengertian tes itu sendiri sehingga dapat dibedakan antara tes dan non-tes yang telah dibicarakan terlebih dahulu. Sesuai dengan judul buku ini, pengertian tes ini kita batasi dalam ruang lingkup pendidikan, khususnya pendidikan matematika.
Istilah tes barasal dari kata “testum” yang diambil dari bahasa Prancis kuno yang berati piring yang digunakan untuk memisahkan (mendulang) logam mulia dari pasir dan tanah. Ada beberapa pengertian tes yang dikemukakan oleh pakar pendidikan. Indrakusumah (1975:27) menyatakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematik dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan tentang seseorang, dengan cara yang bolehdikatakan tepat  dan cepat. Sedangkan Muchtar Buchori (1967) menyatakan bahwa tes adalah suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seeorang atau kelompok siswa. Dalam Webster’s Collegiate dinyatakan bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Anderson (1976:425) menyebutkan bahwa tes adalah evaluasi menyeluruh terhadap seseorang atau kelompok.
Dari kutipan-kutipan tersebut dapat kita terapkan pada pengajaran matematika, yaitu bahwa tes matematika adalah alat pengumpul informasi tentang hasil belajar matematika. Alat tes tersebut berupa pertanyaan atau kumpulan pertanyaan atau perintah yang biasa dimulai dengan kata Apa, Berapa, Bagaimana, Mengapa, Tunjukan, Buktikan, Cari, Tentukan, Hitung, Selesaikan, Sederhanakan, Jabarkan, Lukislah, Gambarkan, dan sebagainya.
Pengertian lain yang berkenaan dengan kata “tes”  adalah testing, yaitu saat pelaksanaan tes dilakukan atau pelaksanaan tes. Testi (testee) atau tercoba yaitu responden (orang) yang mengerjakan atau menjawab tes tersebut , disebut juga peserta tes. Sedangkan tester atau penguji adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan tes tersebut. Orang ini bisa menjadi pembuat tes, pelaksana tes, atau pemeriksa dan pengolah data hasil tes.
 Teknik tes atau cara melaksanakan tes dapat digolongkan ke dalam 3 cara, yaitu:
1.      Tes tertulis
2.      Tes lisan, dan
3.      Tes perbuatan
Ketiga macam teknik tes tersebut perbadaannya dititikberatkan pada segi cara menjawabnya, bukan dari cara menyajikan atau memberikan tes itu. Jadi orientasinya adalah tes, bukan instrument tes atau tester.
Dalam tes tertulis, testi menjawab tes tersebut secara tertulis pada lembar pekerjaan atau lembar jawaban. Instrument tes disampaikan secara lisan atau tertulis tidak menjadi masalah. Tes tertulis sangat bermanfaat untuk mengetahui kemahiran testi dalam teknik menulis yang benar, menyusun kalimat dalam kaidah bahasa yan baik dan benar secara efisien, mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulisan dengan kata-kata sendiri. Biasanya dalam pelaksanaan tes tertulis ini soal pun disajikan melalui media tulisan, baik itu media cetak atau stensilan, ditulis di papan tulis, atau menggunakan media visual seperti OHP. Dalam tes matematika, soal yang memerlukan jawaban secara terinci seperti menyelasaikan persamaan, membuktikan, melukis sketsa akan tetap jika dilakukan dengan melalui tes tertulis. Pada umumnya tes matematika secara tertulis dilakukan pada akhir pelajaran, akhir kegiatan belajar mengajar pada suatu pelajaran, atau pada akhir semester.
Dalam tes lisan, jawaban diberikan oleh testi dalam bentuk ungkapan lisan. Instrument yang digunakan bisa saja disajikan dalam bentuk tulisan bisa pula dalam bentuk lisan. Pada umumnya tes lisan berbentuk Tanya jawab langsung secara lisan antara tester dengan testi. Tes lisan ini sangat berguna bagi siswa untuk melatih diri dalam mengungkapkan pendapat atau buah pikirannya secara lisan danmengembangkan kemampuan berbicara. Tes lisan yang diberikan secara teratur akan membuat siswa percaya diri, berani, dan mampu berbicara di depan orang banyak, dan berlatih berpikir secara spontan. Dalam kegiatan belajar mengajar matematika, tes lisan seringkali dilaksanakan sebelum dan selama proses kegiatan tersebut berlangsung. Hal ini dimaksudkan terutama untuk mengetahui kesiapan belajar siswa dan mengecek daya serap siswa terhadap materi yang diberikan pada saat itu.
Tes perbuatan menuntut testi untuk melakukan tertentu, tidak cukup dikatakan atau dituliskan untuk menjawab tes tersebut. Tes perbuatan diberikan dalam bentuk tugas atau latian yang harus diselesaikan secara individual atau kelompok. Dalam kegitan belajar mengajar matematika, tes perbuatan bisa berupa meragakan apakah suatu bngun datar merupakan jarring-jaring kubus atau bukan, menggambarkan suatu bangun ruang dan menunjukan semua bidang diagonal serta diagonal bidangnya, membuat lukisan dengan menggunakan jangka, mistar, dan busur derajat dan sebagainya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar