Pembicaraan
mengenai teknik tes ini kita mulai dengan pengertian tes itu sendiri sehingga
dapat dibedakan antara tes dan non-tes yang telah dibicarakan terlebih dahulu.
Sesuai dengan judul buku ini, pengertian tes ini kita batasi dalam ruang
lingkup pendidikan, khususnya pendidikan matematika.
Istilah
tes barasal dari kata “testum” yang
diambil dari bahasa Prancis kuno yang berati piring yang digunakan untuk
memisahkan (mendulang) logam mulia dari pasir dan tanah. Ada beberapa
pengertian tes yang dikemukakan oleh pakar pendidikan. Indrakusumah (1975:27)
menyatakan bahwa tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematik dan
objektif untuk memperoleh data atau keterangan tentang seseorang, dengan cara
yang bolehdikatakan tepat dan cepat.
Sedangkan Muchtar Buchori (1967) menyatakan bahwa tes adalah suatu percobaan
yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hasil-hasil pelajaran
tertentu pada seeorang atau kelompok siswa. Dalam Webster’s Collegiate
dinyatakan bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Anderson (1976:425)
menyebutkan bahwa tes adalah evaluasi menyeluruh terhadap seseorang atau
kelompok.
Dari
kutipan-kutipan tersebut dapat kita terapkan pada pengajaran matematika, yaitu
bahwa tes matematika adalah alat pengumpul informasi tentang hasil belajar
matematika. Alat tes tersebut berupa pertanyaan atau kumpulan pertanyaan atau
perintah yang biasa dimulai dengan kata Apa, Berapa, Bagaimana, Mengapa,
Tunjukan, Buktikan, Cari, Tentukan, Hitung, Selesaikan, Sederhanakan, Jabarkan,
Lukislah, Gambarkan, dan sebagainya.
Pengertian
lain yang berkenaan dengan kata “tes”
adalah testing, yaitu saat pelaksanaan tes dilakukan atau pelaksanaan
tes. Testi (testee) atau tercoba
yaitu responden (orang) yang mengerjakan atau menjawab tes tersebut , disebut
juga peserta tes. Sedangkan tester atau penguji adalah orang yang diserahi
untuk melaksanakan tes tersebut. Orang ini bisa menjadi pembuat tes, pelaksana
tes, atau pemeriksa dan pengolah data hasil tes.
Teknik tes atau cara melaksanakan tes dapat
digolongkan ke dalam 3 cara, yaitu:
1. Tes
tertulis
2. Tes
lisan, dan
3. Tes
perbuatan
Ketiga
macam teknik tes tersebut perbadaannya dititikberatkan pada segi cara
menjawabnya, bukan dari cara menyajikan atau memberikan tes itu. Jadi
orientasinya adalah tes, bukan instrument tes atau tester.
Dalam
tes tertulis, testi menjawab tes tersebut secara tertulis pada lembar pekerjaan
atau lembar jawaban. Instrument tes disampaikan secara lisan atau tertulis
tidak menjadi masalah. Tes tertulis sangat bermanfaat untuk mengetahui
kemahiran testi dalam teknik menulis yang benar, menyusun kalimat dalam kaidah
bahasa yan baik dan benar secara efisien, mengungkapkan buah pikiran melalui
bahasa tulisan dengan kata-kata sendiri. Biasanya dalam pelaksanaan tes
tertulis ini soal pun disajikan melalui media tulisan, baik itu media cetak
atau stensilan, ditulis di papan tulis, atau menggunakan media visual seperti
OHP. Dalam tes matematika, soal yang memerlukan jawaban secara terinci seperti
menyelasaikan persamaan, membuktikan, melukis sketsa akan tetap jika dilakukan
dengan melalui tes tertulis. Pada umumnya tes matematika secara tertulis
dilakukan pada akhir pelajaran, akhir kegiatan belajar mengajar pada suatu pelajaran,
atau pada akhir semester.
Dalam
tes lisan, jawaban diberikan oleh testi dalam bentuk ungkapan lisan. Instrument
yang digunakan bisa saja disajikan dalam bentuk tulisan bisa pula dalam bentuk
lisan. Pada umumnya tes lisan berbentuk Tanya jawab langsung secara lisan
antara tester dengan testi. Tes lisan ini sangat berguna bagi siswa untuk
melatih diri dalam mengungkapkan pendapat atau buah pikirannya secara lisan
danmengembangkan kemampuan berbicara. Tes lisan yang diberikan secara teratur
akan membuat siswa percaya diri, berani, dan mampu berbicara di depan orang
banyak, dan berlatih berpikir secara spontan. Dalam kegiatan belajar mengajar
matematika, tes lisan seringkali dilaksanakan sebelum dan selama proses
kegiatan tersebut berlangsung. Hal ini dimaksudkan terutama untuk mengetahui
kesiapan belajar siswa dan mengecek daya serap siswa terhadap materi yang
diberikan pada saat itu.
Tes
perbuatan menuntut testi untuk melakukan tertentu, tidak cukup dikatakan atau
dituliskan untuk menjawab tes tersebut. Tes perbuatan diberikan dalam bentuk
tugas atau latian yang harus diselesaikan secara individual atau kelompok.
Dalam kegitan belajar mengajar matematika, tes perbuatan bisa berupa meragakan
apakah suatu bngun datar merupakan jarring-jaring kubus atau bukan,
menggambarkan suatu bangun ruang dan menunjukan semua bidang diagonal serta
diagonal bidangnya, membuat lukisan dengan menggunakan jangka, mistar, dan
busur derajat dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar