Model pembelajaran cooperative
script merupakan model belajar berkelompok dan bergantian secar lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi pelajaran. Dalam model pembelajaran
ini, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil menggunakan perencanaan, diskusi
kelompok, inquiry kooperatif, dan proyek kooperatif.
Model pembelajaran cooperative
script dimulai dengan pembagian kelompok dimana satu kelompok terdiri dari
4-5 orang siswa dengan jenis kelamin yang berbeda serta kemampuan akademik yang
berbeda. Setelah memilih sub-sub topik dari sebuah pokok bahasan yang akan
dipelajari, dilakukan pengundian sub topik, kemudian pengundian tugas yang
menjadi pembicara pertama dan seterusnya yang lain menjadi pendengar, pembagian
LKS kepada masing-masing kelompok sesuai dengan sub topik yang akan dibahas,
presentasi kelompok, diskusi antar kelompok tentang materi yang dipresentasikan
sampai semua kelompok menemukan simpulan tentang konsep penting yang terkandung
di dalam sub pokok materi tersebut. Dalam diskusi kelompok ini, kelompok
pendengar berperan mengklarifikasi kesalahan-kesalahan atau bagian-bagian
penting yang tidak disampaikan pembicara. Setelah terjadi persamaan persepsi
tentang konsep yang terkansung dalam sub topik yang dibahas tersebut, barulah
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan LKS bersama anggota
kelompoknya untuk sub topik yang dibahas pertama. Setelah siswa merasa yakin
bahwa seluruh anggota kelompok mereka dapat menjawah 100% benar soal-soal yang
ada pada LKS pertama barulah dilanjutkan dengan pengerjaan LKS untuk sub topik
berikutnya.
Spurlin menyatakan siswa yang belajar dengan cooperative script dapat belajar dan meresap materi pelajaran lebih
banyak daripada siswa yang membuat ringkasan untuk diri mereka sendiri atau
mereka yang hanya sekedar membaca materi pelajaran itu. Peningkatan hasil
belajar dan aktivitas ditemukan lebih besar diperoleh untuk bagian materi saat
siswa mengajarkan bagian materi itu kepada kelompok pendengar daripada saat
siswa sebagai pendengar.
Ada enam tahap kegiatan dalam model pembelajaran cooperative script antara lain.
Tahap pertama
Siswa berhadapan dengan situasi yang problematis serta pengundian siapa
yang pertama kali berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar
Tahap kedua
Siswa yang berperan sebagai pembicara membaca setiap sub-sub utama dan
berhenti membaca setelah 500-600 kata.
Tahap ketiga
Pembicara mengucapkan dengan keras ringkasan apa yang telah dibuat
selengkap mungkin tanpa melihat bacaan itu. Pembicara harus mencoba untuk
memasukkan seluruh ide dan fakta-fakta penting di dalam ringkasannya
Tahap keempat
Setelah pembicara menyelesaikan penyampaian ringkasannya, pendengar
seharusnya melakukan hal-hal sebagai berikut.
a.
Mengoreksi
ringkasan dari kelompok pembicara dengan mendiskusikan informasi yang tidak
disampaikan dan tunjukkan setiap ide atau fakta yang diiktisarkan denag kurang
lengkap.
b.
Membantu
diri sendiri mengingat materi pelajaran itu dengan baik dengan cara menghafal
ide-ide dan fakta-fakta penting.
Tahap kelima
Pembicara dapat membantu pendengar dalam mengoreksi dan mengingat
ringkasan.
Tahap keenam
Setelah menyelesaikan dan mendiskusikan ringkasan, terjadi pertukaran
peran sebagai pembicara dan pendengar yang mengikuti prosedur yang sama hingga
seluruh materi pelajaran selesai dibahas (Ervin, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar