Rabu, 30 Mei 2012

Model pembelajaran cooperative script


Model pembelajaran cooperative script merupakan model belajar berkelompok dan bergantian secar lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi pelajaran. Dalam model pembelajaran ini, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil menggunakan perencanaan, diskusi kelompok, inquiry kooperatif, dan proyek kooperatif.
Model pembelajaran cooperative script dimulai dengan pembagian kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa dengan jenis kelamin yang berbeda serta kemampuan akademik yang berbeda. Setelah memilih sub-sub topik dari sebuah pokok bahasan yang akan dipelajari, dilakukan pengundian sub topik, kemudian pengundian tugas yang menjadi pembicara pertama dan seterusnya yang lain menjadi pendengar, pembagian LKS kepada masing-masing kelompok sesuai dengan sub topik yang akan dibahas, presentasi kelompok, diskusi antar kelompok tentang materi yang dipresentasikan sampai semua kelompok menemukan simpulan tentang konsep penting yang terkandung di dalam sub pokok materi tersebut. Dalam diskusi kelompok ini, kelompok pendengar berperan mengklarifikasi kesalahan-kesalahan atau bagian-bagian penting yang tidak disampaikan pembicara. Setelah terjadi persamaan persepsi tentang konsep yang terkansung dalam sub topik yang dibahas tersebut, barulah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan LKS bersama anggota kelompoknya untuk sub topik yang dibahas pertama. Setelah siswa merasa yakin bahwa seluruh anggota kelompok mereka dapat menjawah 100% benar soal-soal yang ada pada LKS pertama barulah dilanjutkan dengan pengerjaan LKS untuk sub topik berikutnya.
Spurlin menyatakan siswa yang belajar dengan cooperative script dapat belajar dan meresap materi pelajaran lebih banyak daripada siswa yang membuat ringkasan untuk diri mereka sendiri atau mereka yang hanya sekedar membaca materi pelajaran itu. Peningkatan hasil belajar dan aktivitas ditemukan lebih besar diperoleh untuk bagian materi saat siswa mengajarkan bagian materi itu kepada kelompok pendengar daripada saat siswa sebagai pendengar.
Ada enam tahap kegiatan dalam model pembelajaran cooperative script antara lain.
Tahap pertama
Siswa berhadapan dengan situasi yang problematis serta pengundian siapa yang pertama kali berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
Tahap kedua
Siswa yang berperan sebagai pembicara membaca setiap sub-sub utama dan berhenti membaca setelah 500-600 kata.
Tahap ketiga
Pembicara mengucapkan dengan keras ringkasan apa yang telah dibuat selengkap mungkin tanpa melihat bacaan itu. Pembicara harus mencoba untuk memasukkan seluruh ide dan fakta-fakta penting di dalam ringkasannya
Tahap keempat
Setelah pembicara menyelesaikan penyampaian ringkasannya, pendengar seharusnya melakukan hal-hal sebagai berikut.
a.         Mengoreksi ringkasan dari kelompok pembicara dengan mendiskusikan informasi yang tidak disampaikan dan tunjukkan setiap ide atau fakta yang diiktisarkan denag kurang lengkap.
b.        Membantu diri sendiri mengingat materi pelajaran itu dengan baik dengan cara menghafal ide-ide dan fakta-fakta penting.
Tahap kelima
Pembicara dapat membantu pendengar dalam mengoreksi dan mengingat ringkasan.
Tahap keenam
Setelah menyelesaikan dan mendiskusikan ringkasan, terjadi pertukaran peran sebagai pembicara dan pendengar yang mengikuti prosedur yang sama hingga seluruh materi pelajaran selesai dibahas (Ervin, 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar